Alam menyediakan segala yang terbaik
bagi manusia. Salah satunya adalah tanaman pepaya. Merpakan salah satu
herbal yang tumbuh di daerah tropis. Buahnya juga dinamakan pepaya,
berwarna cerah dengan rasa nikmat yang khas dan segar. Buah pepaya ini
sering dijadikan buah meja atau pencuci mulut. Tak hanya nikmat, buah
ini juga dikenal masyarakat dunia sebagai buah dengan sejuta manfaat.
Pepaya ampuh mengusir sembelit dan memperbaiki pencernaan, menyehatkan
kulit, membunuh bakteri penyebab kanker usus, menurunkan kadar
kolesterol dalam darah dan masih banyak lagi lainnya. Selain buah,
bagian tanaman pepaya lainnya juga menyimpan manfaat serupa dengan buah.
Salah satu bagian penting tetapi lebih sering dibuang sebagai limbah
rumah tangga adalah kulit buah pepaya. Padahal, komponen limbah ini juga
memiliki manfaat bagi manusia. Hal ini terkait dengan kandungan kulit pepaya yang kurang lebih sama dengan daging buahnya. Tak percaya? Berikut uraiannya.
Senyawa Penyusun Kulit Pepaya
Pada dasarnya kandungan kulit pepaya kurang lebih sama dengan daging buahnya. Hanya saja, kulit buah pepaya mengandung enzim papain yang jauh lebih dominan terutama pada kulit buah yang masih muda. Kandungan pektin ini terlihat jelas pada Milky Latex atau getah putih kulit buah pepaya yang mengucur deras saat kita menggores bagian kulit. Milky latex ini jumlahnya akan semakin berkuran saat buah pepaya semakin matang. Selain enzim papain, kulit pepaya juga mengandung alkaloid karpina, glukosid, saponin, sakrosa,dextrosa dan lain-lain.
Mencermati kandungan kulit pepaya tersebut, wajar jika kemudian kulit pepaya juga bisa untuk dimakan dalam kondisi ia bebas dari bahan kimia. Kulit pepaya telah lama dimanfaatkan oleh masyarakat Papua Nugini. Tidak hanya dikonsumsi, tetapi juga digunakan sebagai bahan penyembuh untuk menanggulangi ruam kulit, kulit yang terbakar sinar matahari berlebihan, dan mampu menghilangkan noda hitam pengganggu du wajah.
Tepung Kulit Pepaya Untuk Ternak
Sejak dahulu, babi dikenal sebagai hewan ternak yang sangat rentan terinfeksi parasit dan bakteri. Oleh sebab itu, konsumsi hewan ini bisa merugikan kesehatan manusia. Untuk menanggulangi permasalahan ini, para peneliti melakukan percobaan dengan menggunakan tepung kulit pepaya yang dijadikan makanan ternak babi selama sebulan penuh. Setelah itu, uji lanjutan dilakukan pada hewan ternak babi dan ditemukan fakta penelitian yang menunjukkan adanya pengaruh signifikan pengurangan jumlah telur cacing Strongylus sp, Ascaris sp dan Trichuris suis, larva Strongylus sp, Ascaris sp dan Trichuris suis. pada babi. Hal ini terkait dengan pemberian tepung kulit buah pepaya 5% dan 10%.
Pengaruh signifikan pemberian tepung kulit pepaya ini tak lepas dari kandungan papainnya yang tinggi. Papain sendiri diketahui Papain diketahui memiliki sifat Varmifuga yakni mampu mengurai protein menjadi polipeptida dan diapeptida. Cacing sendiri dikategorikan sebagai proteon yang tak terlindungi selaput sehingga jika terkena papain bisa terurai dan menghindar dan keluar melalui lubang anus. Papain memang dikenal mampu melemaskan cacing dengan cara merusak protein pada tubuh cacing. Kandungan kulit pepaya terutama papain tentu membuat kita berpikir dua kali jika hanya menjadikannya limbah. Sebab manfaatnya cukup siginifikan.